Kunci Balasan Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138


Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138 - Kunci balasan Tema 8 merupakan alternatif isian dari soal-soal yang terdapat pada buku paket tematik siswa Kelas 6 Bumiku Subtema 4 Aku Cinta Membaca tepatnya terdapat pada halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138.

Selain membahas wacana balasan soal-soal, terdapat juga rangkuman materi Tema 8 Kelas 6 SD/MI Kurikulum 2013 (K13) yang terdapat pada Subtema 4.

soal yang terdapat pada buku paket tematik siswa Kelas  Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138


Dengan adanya pembahasan kunci balasan soal yang terdapat pada buku siswa ibarat ini diperlukan sanggup membantu akseptor didik khususnya siswa Kelas 6 SD/MI dalam melatih keterampilan menjawab soal Tema 8 yang nantinya mempunyai kegunaan pada dikala evaluasi harian (PH), penialain tengah semester (PAS), evaluasi simpulan tahun (PAT), maupun pada dikala mengerjakan kiprah pekerjaan rumah (PR).

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Subtema 4 Aku Cinta Membaca

1. Bacalah dongeng rakyat dari Riau yang berjudul “Burung Tempua dan Burung Puyuh”. Kemudian, isilah ulasan ceritanya di format yang telah disediakan!

Burung Tempua dan Burung Puyuh Riau

Burung Tempua dan Burung Puyuh yaitu sepasang sahabat. Selama ini, mereka selalu hidup rukun. Namun, suatu saat, mereka sedikit berselisih. Masing-masing menyatakan mempunyai sarang yang paling manis dan nyaman.

”Tentu saja sarangku yang lebih hebat. Aku membuatnya selama berminggu- ahad dengan cara menjalin rumput kering dan alang-alang. Sarangku amat kuat!” Tempua memulai pembicaraan.

Puyuh tergelak. “Untuk apa menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk menciptakan sarang? Lihatlah sarangku. Aku bahkan tak perlu membuatnya.” Puyuh membuktikan sarangnya, pohon tumbang yang dijadikan Puyuh sebagai tempat berlindung.

Tempua mencibir. ”Itu bukan sarang. Lagi pula, kalau hanya ibarat itu, musuh gampang menangkapmu.”

Puyuh menggeleng. “Tidak, mereka tak tahu keberadaanku. Aku akan sering berpindah serang.”

Tempua melongo sejenak. Dia merasa bahwa sarangnya masih jauh lebih baik daripada sarang Puyuh.

Untuk membuktikannya, dia mengajak Puyuh menginap di sarangnya. Dia yakin, Puyuh akan mengakui bahwa sarangnya jauh lebih baik. Puyuh oke dan mengikuti Tempua pulang. Saat menuju ke sarang Tempua, Puyuh cukup kelelahan. Maklum saja, selama ini, dia tak perlu terbang tinggi untuk kembali ke sarangnya sendiri. Tak usang kemudian, mereka berdua tidur. Namun, Puyuh gelisah, dia kehausan. Dia kemudian membangunkan Tempua untuk meminta minum. Namun, Tempua tak punya air.

Puyuh tak mungkin terbang keluar untuk mencari air. Suasana di luar gelap gulita, lagi pula sarang itu tinggi sekali. Akhirnya, Puyuh tidur sambil menahan haus. Beberapa dikala kemudian, ada tornado bertiup. Pohon tempat sarang Tempua bergoyang-goyang hebat. Puyuh ketakutan. ”Tenang saja. Sarangku kuat, kita tak mungkin jatuh,” hibur Tempua. Tempua benar. Tak usang kemudian, angin berhenti bertiup. Mereka berdua masih kondusif di dalam sarang. Namun, Puyuh masih ketakutan. Malam itu, dia insomnia nyenyak. Keesokan harinya Puyuh berpamitan pada Tempua. Dia tak mau tinggal di sarang Tempua lagi. Lalu, Puyuh memperlihatkan pada Tempua, ”Bagaimana kalau kau juga mencoba tidur di sarangku?” Tempua pun setuju.

Hari sudah malam dikala Puyuh dan Tempua menemukan pohon tumbang di dekat sungai. ”Pohon ini amat cocok bagi kita,” seru Puyuh senang. Tempua

Tengah malam, hujan turun deras. Tempua kedinginan. ”Tak apa-apa, sebentar lagi hujan reda,” hibur Puyuh. Tempua berusaha tidur meski menggigil, dia tak berkata apa-apa lagi. Keesokan harinya, Tempua mengeluh pada Puyuh. Badannya demam. ”Aku tak cocok tinggal di sarangmu,” keluhnya. Akhirnya, baik Tempua maupun Puyuh menyadari bahwa mereka tak bisa memaksakan pendapat mereka wacana kehebatan sarangnya. Mereka pun tak jadi berselisih.

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 130

soal yang terdapat pada buku paket tematik siswa Kelas  Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138

Ulasan Cerita :
Diulas oleh : (Nama Siswa/Nama Kelompok)
Judul Cerita : Burung Tempua dan Burung Puyuh
Fiksi : Nonfiksi

Ringkasan Cerita : Kisah dua burung yang bersahabat. Mereka sempat berselisih sebab saling mempertahankan pendapatnya, dan merasa salah satu dari mereka lebih andal dari yang lainnya. Untuk membuktikan pendapat mereka, mereka saling mencoba menginap di salah satu sarang mereka secara bergantian. Akhirnya mereka sadar, bahwa masing-masing mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Dan mereka menyadari bahwa memaksakan  pendapat itu tidak baik. Akhirnya mereka tidak jadi berselisih lagi.

Apakah kau akan menyarankan dongeng ini untuk dibaca oleh temanmu? Mengapa? : Saya menyarankan dongeng ini untuk dibaca oleh temanku sebab dongeng ini mengajarkan kepada kita untuk tidak memaksakan pendapat dan kehendak kepada orang lain. Lebih baik saling menghormati perbedaan yang ada. Karena dengan tidak memaksakan pendapat dan menghormati perbedaan yang ada, akan mengurangi perselisihan dan meningkatkan persatuan.

Pesan yang didapatkan : Agar kita tetap saling menghormati dan menghargai perbedaan yang ada tanpa memaksakan pendapat atau kehendak kepada yang lain demi tetap menjaga persaudaraan, kebersamaan, persatuan dan kesatuan.

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 132

2. Baca dan cermati bacaan yang berjudul “Cindelaras”. Identifikasikan tokoh dan penokohan dari dongeng tersebut. Sajikan gagasan utama dari setiap paragraf dalam bentuk peta konsep.

Cindelaras Jawa Tengah

Cindelaras yaitu seorang cowok yang tinggal bersama ibunya di sebuah hutan terpencil. Jika melihat perawakannya yang gagah dan parasnya yang tampan, rasanya tak pantas dia tinggal di hutan. Dia lebih cocok tinggal di istana. Sebenarnya, Cindelaras memang seorang pangeran. Ayahnya yaitu Raden Putra, Raja Kerajaan Jenggala. Namun, ibu Cindelaras merahasiakan hal ini kepada putranya. Meski tinggal di hutan, Cindelaras tak kesepian. Dia erat dengan semua binatang yang ada.

Suatu hari, seekor burung rajawali menghadiahinya sebutir telur ayam. Cindelaras amat senang dan menghangatkan telur itu supaya bisa menetas dengan baik. Selang beberapa minggu, telur itu pun menetas. Dengan sabar, Cindelaras memelihara anak ayamnya. Dia tak pernah lupa memberi makan dan memandikannya. Sekarang, anak ayam itu telah menjadi ayam jantan yang besar dan kuat. Namun, ada yang aneh pada ayam itu. Saat berkokok, ayam itu mengeluarkan suara, ”kukuruyukk... Tuanku Cindelaras, wajahnya ganteng rupawan, rumahnya di hutan rimba, ayahnya Raden Putra.” Rupanya ayam jantan ini yaitu ayam jantan ajaib! Karena penasaran, Cindelaras bertanya pada ibunya, ”Benarkah Raden Putra yaitu ayahku?” Ibunya alhasil menceritakan peristiwa bertahun-tahun yang lalu. Raden Putra mengusir ibu Cindelaras dari istana sebab dituduh telah meracuni adik Raden Putra. Saat itu, Raden Putra tak tahu bahwa ibu Cindelaras sedang mengandung. Mendengar dongeng ibunya, Cindelaras bertekad untuk menemui Raden Putra.

Setelah menempuh perjalanan jauh, Cindelaras alhasil hingga di Kerajaan Jenggala. ”Aku ingin mengadu ayamku dengan ayam Raden Putra,” kata Cindelaras pada para pengawal. Raden Putra pun menemui Cindelaras. Saat melihat Cindelaras, Raden Putra terkesiap. Beliau merasa mengenal wajah itu. ”Siapa kau? Berani sekali menantang ayamku. Apa yang akan kau berikan padaku kalau ayammu kalah?” tantang Raden Putra. Cindelaras menunduk hormat, “Hamba akan mengabdikan seluruh hidup hamba pada Kerajaan Jenggala.” Raden Putra setuju. Cindelaras pun mengeluarkan si ayam jantan dari keranjang yang dijinjingnya. Begitu keluar, ayam Cindelaras pribadi berkokok ibarat biasanya. ”Kukuruyukk...tuanku Cindelaras, wajahnya ganteng rupawan, rumahnya di hutan rimba, ayahnya Raden Putra.” semua yang ada di situ terkejut. Wajah Raden Putra memucat. “Siapakah dirimu sebenarnya? Mengapa ayam ini berkata bahwa kau yaitu putraku?” Cindelaras pun menjelaskan siapa dirinya dan Raden putra terduduk mendengarnya. “Astaga, saya telah menyia-nyiakan anakku sendiri!” sesalnya.

Raden Putra memandang Cindelaras.” Anakku, maukah kau memaafkan kesalahan ayahmu ini?” Cindelaras mengangguk mantap. Raden Putra lega dan ia memerintahkan para pengawal untuk menjemput ibu Cindelaras di hutan. Sebenarnya, sehabis mengusir ibu Cindelaras, Raden Putra menyadari bahwa dia telah melaksanakan kesalahan. Namun, dia tidak sanggup menemukan istrinya. Ibu Cindelaras ibarat lenyap di telan bumi. Sekarang, berkat ayam jantan Cindelaras, mereka semua sanggup berkumpul kembali dan hidup bahagia.

soal yang terdapat pada buku paket tematik siswa Kelas  Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 133 & 134

3. Baca dan cermati bacaan yang berjudul “Raja Mintin”. Identifikasikan tokoh dan penokohan dari dongeng tersebut dan buatlah ulasan ceritanya. Sajikan kembali dongeng tersebut dalam bentuk format ulasan cerita.

Raja Mintin Kalimantan Tengah

Raja Kerajaan Mintin terus-menerus dirundung murung sehabis meninggalnya permaisuri. Ia teramat sedih sehingga urusan kerajaan menjadi terbengkalai. “Kasihan rakyatku kalau saya begini terus,” ujar Raja Mintin tersadar. Ia kemudian tetapkan untuk pergi berlayar ke negeri seberang untuk sementara waktu menenangkan diri. Dipanggilnya kedua putranya, si Naga dan si Buaya. Kepada mereka, Raja Mintin menitipkan tugas-tugasnya sebagai raja. Ia percaya dua putranya yang sudah cukup umur akan bisa mengurus kerajaan dengan baik.

Di hari pertama memerintah, si Buaya pribadi mempelajari masalah- duduk kasus kerajaan. Sementara itu, si Naga bersikap acuh-tak acuh. Ia malah memakai uang kerajaan untuk kesenangan pribadi. Si Buaya menjadi geram melihat tingkah laris saudaranya. ”Hei, Naga! Apa yang kau lakukan pada uang istana? Kalau Ayah tahu, dia akan menghukummu,” bentak si Buaya pada si Naga.

“Sudahlah, urus saja urusanmu sendiri. Aku berhak atas uang kerajaan ini!” kata si Naga. Mereka pun saling bertengkar. Bukannya mengurusi kerajaan dan rakyat, mereka berdua malah sibuk saling menjelekkan. Adu lisan berkembang menjadi perkelahian. Mereka juga mulai menghasut sebanyak mungkin orang dan mengumpulkan pengikut masing-masing.

“Si Naga menyalahi amanat raja! Ia memakai harta istana untuk berfoya-foya,” hasut si Buaya.

“Si Buaya mau merebut kekuasaan! Ia ingin menguasai kerajaan sendiri!” hasut si Naga.

Rakyat negeri Mintin pun terpecah menjadi dua. Sebagian membela si Buaya, dan sebagian lainnya mendukung si Naga. Dua kubu itu saling berkelahi di mana-mana. Terjadilah perang saudara. Negeri Mintin dilanda kerusuhan. Banyak korban berjatuhan.

Sementara itu, di kapal yang membawanya ke negeri seberang, Raja Mintin mencicipi firasat buruk. Belum setengah perjalanan, Raja Mintin memerintahkan awak kapal untuk berputar haluan. Kapal pun berbalik kembali ke Negeri Mintin. Alangkah terkejutnya Raja Mintin ketika hingga di negerinya. Ia melihat kerajaannya porak-poranda. Di panggilnya kedua putranya untuk menghadap.

“Kalian berdua telah menyia-nyiakan kepercayaanku!” ujar Raja Mintin murka kepada si Buaya dan si Naga.

“Maaf, ayahanda. Buaya-lah yang memulai peperangan ini!” kata si Naga membela diri.

“Tidak, Ayah! Naga-lah yang menghambur-hamburkan uang kerajaan!” kata si Buaya tak mau kalah.

Raja Mintin semakin geram, ”Jangan saling membela diri di hadapanku. Tak sadarkah kalian berdua telah menyengsarakan rakyat negeri ini?” Meskipun kedua putranya telah meminta maaf, Raja Mintin tetap menjatuhkan eksekusi atas kesalahan mereka. Si Naga dan si Buaya diusir dari Kerajaan Mintin untuk selama-lamanya.

soal yang terdapat pada buku paket tematik siswa Kelas  Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138

Ulasan Cerita :
Diulas oleh : Nama Siswa /  Nama Kelompok
Judul Cerita : Raja Mintin
Fiksi : Nonfiksi

Apakah kau akan menyarankan dongeng ini untuk dibaca oleh temanmu? Mengapa?
Saya menyarankan dongeng ini untuk dibaca oleh temanku sebab pesan moralnya bisa menjadi cermin bagi kita, bagaimana perpecahan hanya akan mengakibatkan kesengsaraan dan kehancuran.

Ringkasan dongeng : Raja Mintin yang sedih sehabis permaisurinya meninggal, berniat menenangkan diri di negeri seberang dan mengatakan kepemimpinan kerajaan kepada kedua anaknya, yaitu Si Buaya dan Si Naga. Sepeninggal perjalanan Raja ke negeri seberang, kerajaan sang raja menjadi kacau balau, rakyat menjadi susah dan menderita akhir kepemimpinan yang buruk dari si Buaya dan si Naga. Akhirnya Raja Mintin kembali ke kerajaannya dan mengambil kembali kepemimpinan kerajaan dari si Buaya dan si Naga, serta mengusir keduanya dari kerajaan walaupun keduanya yaitu anaknya sendiri.

Pesan moral yang didapatkan : Seorang pemimpin harus bijaksana, harus menempatkan kepentingan rakyat/orang banyak di atas kepentingan pribadi. Pemimpin harus tegas dan adil dalam hukum, walaupun harus menghukum keluarganya sendiri.

Tokoh dan penokohan :
  • Raja Mintin : Bijaksana, tegas, adil dan mengutamakan kepentingan rakyat
  • Si Naga : Suka berfoya-foya, mementingkan diri sendiri, emosional
  • Si Buaya : Emosional, mementingkan diri sendiri

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 135

4. Cermati infografis wacana Peduli Lingkungan di bawah ini!

soal yang terdapat pada buku paket tematik siswa Kelas  Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138

Tulislah 6 agresi yang akan kau lakukan untuk menjaga lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggalmu!

soal yang terdapat pada buku paket tematik siswa Kelas  Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138

 6 agresi yang akan dilakukan untuk menjaga lingkungan sekolah dan lingkungan tempat tinggalku :
  • Mengurangi sampah dari materi plastik
  • Menggunakan kembali barang bekas
  • Mendaur ulang sampah
  • Membuang sampah pada tempatnya
  • Membuang sampah dengan memilahnya
  • Melakukan penanaman pohon.

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 5 Halaman 137

5. Bacalah dongeng yang berjudul “Kisah Rusa Muda dan Serigala”. Kemudian, isilah ulasan ceritanya di format yang telah disediakan!

Kisah Rusa Muda dan Serigala

Pada suatu hari, kawanan rusa terlihat merumput di padang yang luas dan subur. Dipadang itu, terdapat anutan sungai yang airnya segar dan tidak pernah habis walaupun animo kemarau. Beberapa binatang pemakan flora lainnya ibarat kerbau, zebra, gajah, serta binatang lainnya berkumpul di padang rumput yang subur tersebut.

Kawanan rusa selalu mengamati tempat mereka dari ancaman kawanan serigala. Setiap kali kawanan rusa merumput, salah satu anggota dari kawanan rusa tersebut mengamati keadaan sekitar. Rusa penjaga akan terus memperhatikan setiap bunyi dan gerak-gerik yang mencurigakan. Rusa selalu bersiap untuk lari ketika kawanan serigala tiba mengancam.

Pada suatu hari, di kala mentari bersinar, gumpalan awan tipis menghiasi langit biru. Sejuknya tiupan angin menciptakan suasana di padang rumput itu sangat menyenangkan. Kawanan rusa dan binatang lain sedang memakan rumput dengan tenang. Lalu salah satu rusa muda mendapat kiprah pertamanya mengawasi keadaan padang rumput tersebut. Rusa ini mempunyai tubuh yang besar, lincah serta kuat, tetapi dia hanya mempunyai satu tanduk sebab satu tanduknya patah ketika dia diserang seekor serigala. Ketika itu, tanduknya membentur kerikil hingga patah. Namun, hal tersebut merupakan kecerobohannya sendiri sebab ketika tanda ancaman tiba dari rusa yang lain, dia menghiraukannya dan terus makan rumput dengan rakusnya hingga dia lupa dengan ancaman yang mengancam.

Ketika rusa muda itu mulai melaksanakan tugasnya, dia menegakkan badannya, melihat keadaan sekelilingnya. Matanya yang tajam bisa melihat suatu yang jauh bersembunyi pada semak-semak; telinganya bisa mendengar bunyi yang terdengar asing dari jarak yang cukup jauh, dan kakinya yang besar lengan berkuasa dan lincah bisa melepaskan diri dari para serigala. Awalnya, rusa itu patuh pada tugasnya. Namun, rusa itu mulai berpikir bahwa hal ini yaitu acara yang sangat membosankan, menjaga kawanan rusa dari kawanan serigala. Dia berpikir kalau dia terus menjaga kawanannya dari bahaya, kapan dia akan mulai makan rumput yang hijau ini, padahal rusa itu mulai mencicipi lapar.

Rusa itu berpikir untuk segera menyantap rumput hijau yang sangat menggiurkan. Namun, dia mempunyai kiprah yang tidak bisa dia tinggalkan. Akhirnya, rasa lapar membuatnya lupa akan tugasnya. Rusa muda itu segera meninggalkan tugasnya dan makan dengan rakus, dia tidak henti-hentinya memakan rumput itu. Rasa lapar membuatmya lupa diri dengan tugasnya yang sangat penting.

Setelah beberapa dikala rusa muda meninggalkan tugasnya, terdengar bunyi gemuruh para kawanan rusa dan para binatang lainnya berlarian dengan sangat kencang mereka mengeluarkan suara-suara peringatan bahwa kawanan

serigala menyerang. Saat itu pula, rusa muda yang sedang menikmati rumput hijau itu kaget dan merasa ketakutan. Matanya melihat ke sana kemari untuk melihat dari mana datangnya kawanan serigala itu. Namun, dia terlambat menyadari. Ternyata, kawanan serigala itu sempurna berada di belakangnya dan bersiap untuk segera menerkam dirinya. Segera rusa muda itu meloncat dan berlari untuk meloloskan diri dari kawanan serigala. Namun, kawanan serigala telah mengepungnya hingga rusa muda itu tidak bisa lagi meloloskan diri dari kawanan serigala tersebut.

Dia sangat menyesal dengan perbuatannya, meninggalkan kiprah mengawasi keadaan padang rumput hingga alhasil dia mendapat akhir yang begitu buruk untuknya. Di dikala itu, rusa muda itu berpikir bahwa kalau dia mendapat kiprah apa pun, akan dia lakukan dengan sepenuh hati, dan selalu patuh pada kiprah tersebut. Akan tetapi kesalahan itu tidak sanggup diperbaiki sebab dikala itu pula para serigala telah menerkamnya.

soal yang terdapat pada buku paket tematik siswa Kelas  Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138


Ulasan Ceritaku
Namaku : Nama Siswa

Judul dongeng : Kisah Rusa muda dan Serigala

Gambar ilustrasi dongeng : Disesuaikan dengan hasil menggambar yang dilakukan oleh siswa.

Tokoh dalam dongeng : Rusa Muda, Serigala.

Karakter tokoh dalam dongeng : 
  • Rusa Muda : Rakus, mementingkan kepentingan sendiri daripada kelompok
  • Serigala : Bekerja sama dalam kelompok dikala menyergap mangsa.

Alur Cerita :

Pembukaan : Suasana padang rumput yang luas yang dialiri oleh sungai yang jernih. Banyak binatang yang mencari makan di tempat ini.

Isi : Seekor Rusa muda mendapat kiprah menjaga kawanan dari ancaman kawanan Serigala. Namun sebab dia rakus dan mementingkan diri sendiri, alhasil kawanan Serigala tidak terdeteksi ketika mendekat ke kawanan rusa dan binatang lain.

Penutup : Akibat kecerobohan dan kerakusannya, alhasil Rusa muda menjadi korban akhir perbuatannya sendiri.

Bagian dongeng yang paling menarik : Kecerobohan hanya akan menghasilkan sesuatu yang kurang baik. Ketika tidak ada keseimbangan antara hak dan kewajiban, yang ada yaitu bencana. Bagaimana Rusa lebih mementingkan haknya untuk makan daripada kewajibannya untuk berjaga.

Kunci Jawaban Tema 8 Kelas 6 Halaman 138

6. Cermati infografis wacana duduk kasus sampah! Buatlah reklame dalam bentuk brosur yang mengatakan himbauan bagi masyarakat untuk menjaga lingkungan dari ancaman sampah.

soal yang terdapat pada buku paket tematik siswa Kelas  Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138

Demikian Artikel yang berjudul Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138

Terima kasih ya sudah membaca artikel ini, agar pembahasan soal-soal latihan yang ada pada buku siswa Kelas 6 Tema 8 Kurikulum 2013 (K13) sanggup mengatakan manfaat bagi pembaca di manapun berada.

Artikel yang sedang anda baca ini berjudul Kunci Jawaban Buku Siswa Tema 8 Kelas 6 Halaman 130, 132, 133, 134, 135, 137, 138 dengan alamat link https://raksekolah.blogspot.com/search?q=kunci-jawaban-tema-8-kelas-6-halaman-130.


Sumber https://www.sanjayaops.com/
LihatTutupKomentar